Kebanyakan ahli menjelaskan karbohidrat buruk berdasarkan tingkat serat mereka, atau bagaimana mereka peringkat indeks glikemik. Secara umum, karbohidrat dengan jumlah rendah serat atau karbohidrat yang menghasilkan reaksi glukosa darah besar dalam tubuh digambarkan sebagai buruk, sedangkan karbohidrat dengan lebih banyak serat dan reaksi glukosa yang lebih kecil digambarkan sebagai baik. Contoh klasik dari karbohidrat buruk adalah hal-hal seperti minuman ringan, sedangkan karbohidrat yang baik umumnya akan hal-hal seperti brokoli atau roti gandum. Beberapa diet modern telah difokuskan pada membatasi karbohidrat buruk sebagai cara untuk mendorong penurunan berat badan dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Apakah Karbohidrat buruk?
Teori di balik karbohidrat yang baik dan buruk berasal dari cara tubuh memecah makanan selama proses pencernaan. Secara teoritis, karbohidrat dengan kadar serat tinggi akan dipecah lebih lambat dan menghasilkan reaksi glikemik berkurang dalam tubuh. Penelitian secara umum menunjukkan bahwa ketika tingkat glukosa darah cukup tinggi, tubuh dapat mulai menyimpan lebih banyak lemak, sehingga menjaga level rendah bisa berpotensi dapat membantu dalam mengontrol berat badan seseorang. Dugaan keuntungan lain untuk karbohidrat yang baik adalah bahwa mereka umumnya lebih padat dan mencerna lebih lambat. Kualitas ini bisa membuat makanan lebih mengenyangkan untuk waktu yang lebih lama dan menghasilkan pengurangan kalori tidak disengaja.
Proses Karbohidrat
Cara lain untuk melihat karbohidrat buruk melalui diproses dibandingkan makanan alami. Beberapa orang berpikir bahwa setiap karbohidrat umumnya OK selama mereka tidak pergi melalui banyak prosedur pengolahan modern. Ada beberapa peneliti yang khawatir bahwa pengawet dan masuknya gula tambahan melalui tinggi fruktosa sirup jagung dan bahan tambahan lainnya dapat membuat makanan karbohidrat berpotensi tidak sehat. Orang-orang yang prihatin dengan tingkat pengolahan umumnya akan membeli pertanian-produk segar dan buah-buahan sementara tinggal jauh dari produk pra-paket. Beberapa pelaku diet ini juga akan menghindari makanan yang tidak dapat dicerna dengan mudah tanpa memasak, seperti beras atau gandum produk, karena kekhawatiran bahwa mereka mungkin tidak wajar bagi manusia untuk mengkonsumsi.
Studi tentang karbohidrat baik dan buruk umumnya telah agak meyakinkan. Ada data yang mendukung gagasan bahwa makan karbohidrat yang baik adalah lebih baik untuk menurunkan berat badan dibandingkan karbohidrat buruk, tetapi alasan di balik ini agak keruh. Beberapa ahli berpikir itu merupakan masalah asupan kalori dan tingkat kepenuhan makanan yang berbeda memberikan, sementara yang lain berpikir itu lebih berkaitan dengan reaksi hormonal dalam tubuh. Penelitian lebih lanjut mungkin akan dibutuhkan untuk menentukan mekanisme yang tepat yang terlibat.