Saham Industrial: ASII, IMPC Berpotensi Naik! Cek Katalisnya di Sini

Teknowarta – JAKARTA — Saham-saham di sektor industrial, yang terwakili dalam indeks IDXINDUST, telah menunjukkan kinerja yang sangat impresif sepanjang tahun berjalan. Indeks ini tidak hanya menarik perhatian para investor, tetapi juga diproyeksikan akan melanjutkan pertumbuhan positifnya berkat berbagai faktor pendorong.

Pada perdagangan hari ini, Selasa (2/9/2025), IDXINDUST berhasil menguat 1,7% mencapai level 1.309,53. Kinerja gemilang ini bukanlah hal baru, mengingat indeks ini juga mencatatkan kenaikan pada dua hari perdagangan sebelumnya, bahkan saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di bawah tekanan akibat instabilitas politik domestik dan eskalasi demonstrasi.

Contohnya, pada Senin (1/9/2025) kemarin, IDXINDUST perkasa dengan penguatan 1,58% ketika IHSG justru melemah 1,21%. Tren serupa terlihat pada akhir pekan lalu, Jumat (29/8/2025), di mana IDXINDUST melonjak 0,73% sementara IHSG merosot 1,53% dan seluruh indeks sektoral lainnya mengalami penurunan. Ini menunjukkan ketahanan luar biasa dari saham-saham industrial.

Kekokohan IDXINDUST semakin terlihat dari kinerjanya sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd), di mana indeks ini telah menguat signifikan sebesar 26,46% sejak perdagangan perdana tahun 2025.

: Prospek Saham Rokok GGRM-HMSP saat Laju Penjualan Tersendat

Kinerja cemerlang IDXINDUST sepanjang 2025 tidak lepas dari kontribusi apik sejumlah konstituen utamanya. Saham PT Astra International Tbk. (ASII), misalnya, telah naik 11,73% ytd mencapai Rp5.475 per lembar pada perdagangan hari ini. Kenaikan yang lebih mencolok ditunjukkan oleh PT Impack Pratama Industri Tbk. (IMPC) yang melesat 254,05% ytd ke level Rp1.310 per lembar, serta PT Sarana Mitra Luas Tbk. (SMIL) dengan kenaikan 154,36% ytd ke Rp496 per lembar. Bahkan, PT Multi Makmur Lemindo Tbk. (PIPA) berhasil terbang fantastis 1.472,73% mencapai Rp173 per lembar.

: : BRI Danareksa Ungkap Saham Prospektif Semester II/2025, dari Perbankan hingga Logam

Menurut Liza Camelia Suryanata, Head of Research Kiwoom Sekuritas, penguatan IDXINDUST tak lepas dari dukungan kinerja emiten berkapitalisasi pasar terbesar, yakni ASII. Emiten konglomerasi ini diuntungkan oleh stabilitas permintaan otomotif dan alat berat, kenaikan harga komoditas, serta dukungan proyek hilirisasi dan infrastruktur. Liza menambahkan, “Ketahanan sektor ini [industrial] juga tercermin saat IHSG terkoreksi akibat gejolak politik, namun IDXINDUST bisa dibilang tetap bertahan di jalur uptrend karena katalis fundamentalnya lebih jangka panjang,” ujarnya kepada Bisnis pada Selasa (2/9/2025).

: : Bergerak Lawan Arus, Saham di Papan Akselerasi Menguat saat IHSG Longsor

Melihat ke depan, Liza memprediksi saham-saham sektor industrial masih memiliki peluang pertumbuhan yang cerah. “Peluang utama ada pada stimulus infrastruktur, hilirisasi, dan turunnya suku bunga,” jelasnya. Namun demikian, sektor ini juga menghadapi tantangan, termasuk perlambatan ekonomi global dan risiko politik domestik yang berpotensi menambah volatilitas jangka pendek.

Optimisme terhadap prospek sektor industrial juga diutarakan oleh Nafan Aji Gusta, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, yang melihat adanya katalis tambahan yang akan mendorong performa sektor ini.

Nafan menjelaskan, “Katalisnya didorong indeks PMI manufacturing Indonesia yang naik, dari sebelumnya terkontraksi,” kata Nafan kepada Bisnis pada Selasa (2/9/2025). Indeks PMI manufacturing Indonesia telah meningkat signifikan ke level 51,5 pada Agustus 2025, melonjak dari 49,2 pada bulan sebelumnya. Angka ini tidak hanya menjadi level tertinggi sejak Maret 2025, tetapi juga menandai masuknya sektor ini ke area ekspansi untuk pertama kalinya setelah lima bulan berturut-turut berada di zona kontraksi.

Selain itu, ekspansi bisnis sektor industrial juga terbuka lebar seiring dengan potensi Bank Indonesia (BI) melanjutkan pelonggaran kebijakan moneter. Sebagaimana diketahui, BI kembali memangkas suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,00% dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Agustus 2025.

Penurunan suku bunga acuan ini merupakan yang keempat kalinya dalam tahun ini, sekaligus mencapai level terendah sejak Oktober 2022. Kebijakan moneter akomodatif ini diharapkan dapat memberikan dorongan lebih lanjut bagi pertumbuhan sektor industrial.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Ringkasan

Sektor industrial yang terwakili dalam indeks IDXINDUST menunjukkan kinerja sangat impresif sepanjang 2025, menguat 26,46% YTD dan tetap perkasa saat IHSG tertekan. Kinerja gemilang ini ditopang oleh saham-saham konstituen utama seperti PT Astra International Tbk. (ASII) yang naik 11,73% YTD dan PT Impack Pratama Industri Tbk. (IMPC) yang melesat 254,05% YTD. Ketahanan sektor ini terlihat saat mampu menguat meskipun ada instabilitas politik domestik.

Penguatan IDXINDUST didorong oleh stabilitas permintaan otomotif dan alat berat, kenaikan harga komoditas, serta dukungan proyek hilirisasi dan infrastruktur. Indeks PMI manufaktur Indonesia yang naik ke level ekspansi dan potensi pelonggaran kebijakan moneter Bank Indonesia melalui pemangkasan suku bunga acuan turut menjadi katalis positif. Meskipun ada tantangan perlambatan ekonomi global dan risiko politik, prospek pertumbuhan sektor industrial dinilai masih cerah.