PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), emiten grup Sinarmas, secara agresif memperkuat komitmennya terhadap energi baru terbarukan (EBT) dan teknologi rendah karbon. Langkah strategis ini diwujudkan melalui kolaborasi penting untuk pengembangan panas bumi, menempatkan DSSA sebagai pemain kunci dalam transisi energi nasional.
Melalui anak usahanya, PT DSSR Daya Mas Sakti, DSSA menjalin kemitraan dengan PT FirstGen Geothermal Indonesia. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengakselerasi ekspansi portofolio sumber daya panas bumi, dengan target kapasitas awal mencapai 440 MW yang tersebar di enam wilayah strategis di Indonesia, meliputi Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, Jambi, Sumatra Barat, dan Sulawesi Tengah.
Presiden Direktur Dian Swastatika Sentosa, L. Krisnan Cahya, menegaskan bahwa lanskap sektor energi dan teknologi global sedang mengalami pergeseran fundamental. Ia menambahkan, fokus perseroan kini melampaui sekadar menjaga stabilitas bisnis; prioritas utama adalah mempercepat pengembangan energi baru terbarukan dan inovasi teknologi yang akan menjadi fondasi kokoh bagi pertumbuhan berkelanjutan DSSA di masa depan.
Di tengah dinamika tersebut, DSSA menunjukkan kinerja konsolidasian yang kuat. Untuk periode sembilan bulan yang berakhir 30 September 2025, perseroan berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar US$ 2 miliar atau setara Rp 33,28 triliun. Capaian ini dilengkapi dengan laba periode berjalan sebesar US$ 275,1 juta (sekitar Rp 4,57 triliun) dan EBITDA mencapai US$ 335 juta (Rp 5,57 triliun). Manajemen DSSA, seperti dikutip pada Kamis (4/12), menyatakan, “Kinerja Q3-2025 yang masih tetap bertahan mencerminkan ketangguhan model bisnis DSSA dalam menghadapi dinamika industri energi dan teknologi yang terus bergerak cepat.”
Baca juga:
- Google Ungkap 10 Tren Pencarian 2025: AI dan Padel Melejit, Lari Jadi Fenomena
- Menteri ESDM Tinjau Langsung Pemulihan Listrik Pascabencana Sumatera Utara
- Pemerintah Hapus Sistem Barcode Beli BBM di Lokasi Bencana Sumatra
Selain ekspansi panas bumi, DSSA juga aktif meningkatkan kontribusi energi rendah karbon dan mendukung target transisi energi nasional. Hal ini diwujudkan melalui perluasan industri surya. Perseroan membentuk perusahaan patungan dengan Trina Solar Energy Development Pte. Ltd. dan PT PLN Indonesia Power Renewables, yang telah sukses membangun pabrik sel dan panel surya berkapasitas 1 GW per tahun. Pabrik yang berlokasi di Kawasan Industri Kendal, Jawa Tengah, ini kini telah beroperasi penuh, dengan produk sel dan panel surya berjenama Dian Solar yang telah dipasarkan melalui entitas anak perusahaan.
Menjelang tahun 2026, DSSA menyambut prospek masa depan dengan optimisme tinggi. Dengan berkembangnya pipeline proyek EBT dan meluasnya infrastruktur digital, DSSA yakin ini akan menjadi pondasi kuat untuk menjaga kinerja positif. Dukungan strategis ini akan memperkokoh posisi DSSA sebagai perusahaan energi dan teknologi terintegrasi yang adaptif dan senantiasa berorientasi ke depan.
Ringkasan
PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) secara agresif memperkuat komitmennya terhadap energi baru terbarukan (EBT) dan teknologi rendah karbon. Melalui kemitraan dengan PT FirstGen Geothermal Indonesia, DSSA menargetkan pengembangan panas bumi dengan kapasitas awal 440 MW di enam wilayah strategis. Selain itu, DSSA juga telah membangun dan mengoperasikan pabrik sel dan panel surya berkapasitas 1 GW per tahun di Kendal, Jawa Tengah, melalui perusahaan patungan.
Pergeseran sektor energi dan teknologi global menjadi motivasi utama DSSA untuk mempercepat pengembangan EBT dan inovasi teknologi demi pertumbuhan berkelanjutan. Perseroan berhasil membukukan pendapatan usaha sebesar US$2 miliar dan laba periode berjalan US$275,1 juta untuk sembilan bulan pertama 2025. Dengan perluasan proyek EBT dan infrastruktur digital, DSSA optimis menjaga kinerja positif dan memperkokoh posisinya sebagai perusahaan energi dan teknologi terintegrasi hingga tahun 2026.