Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memastikan gelaran Formula E Jakarta tidak akan menggunakan jasa dari pawang hujan, meskipun akhri-akhir ini cuaca di sekitaran jakarta masih sering turun hujan.
Anies Baswedan mengatakan bawha pemprov DKI bekerjasama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisikan (BMKG) akan terus memantau perkembangan cuaca di ibu kota.
“Dan pembalap sudah tahu mereka akan melakukan lomba balapan di tempat yang bisa terang, bisa basah. Kami dari Pemprov DKI Jakarta selalu menggunakan ilmu pengetahuan dan data dalam bekerja,” ungkap Anies di Balai Kota Jakarta seperti dikutip detiknews.
Anies tetap yakin bahwa para pembalap sudah mempersiapkan semua kemungkinan ketika race, termasuk perubahan cuaca. Memang semua event balap di dunia termasuk formula E harus telah siap dengan semua kemungkinan cuaca.
“Mereka semua adalah pembalap-pembalap yang berpengalaman, dan Formula E sudah menjalani ini di berbagai tempat jadi kita insyaallah bisa berjalan sesuai dengan rencana,” kata Anies.
Di Indonesia penggunaan jasa pawang hujan memang sudah bukan menjadi hal baru, termasuk di dalam gelaran event besar seperti perhelatan Moto GP yang belum lama ini diselenggarakan di sirkuit Mandalika yang menggunakan pawang hujan untuk mencegah turun hujan.
Aksi dari Rara Istiati Wulandari yang dikenal sebagai pawang hujan menjadi sorotan dunia setelah aksinya yang secara terang-terangan melakukan ritual untuk menghentikan hujan ditengah-tengah sirkuit yang sebenarnya tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang. Bahkan para pembalap juga ikut menirukan gaya dari Rara Istiati Wulandari ketika sedang melakukan ritual menghentikan hujan.
Namun di lain sisi, banyak yang menganggap bahwa keberadaan pawang hujan pada saat pagelaran Moto GP adalah sebuah trik marketing demi menggaet wisatawan.
“Justru kalau dia diam-diam itu bukan gimmick marketing, dia biar kelihatan turis, menurut saya itu sah, malah pinter, malah smart gitu semua mata tertuju ke sana,” beber Pakar Manajemen dan Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia Profesor Rhenald Kasali belum lama ini.
Sumber https://oto.detik.com/otosport/d-6107877/formula-e-tanpa-pawang-hujan-anies-kami-pakai-ilmu-pengetahuan-dan-data