Salah satu momen yang paling ditunggu-tunggu oleh umat Islam di Bulan Ramadhan yaitu malam Lailatul Qadar. Dalam Alquran dan hadits malam itu disebut malam istimewa yang lebih baik dari 1.000 bulan.
Para ulama menjelaskan bahwa malam Lailatul Qadar itu lebih afdal daripada melakukan ibadah-ibadah selama 1.000 bulan yang di dalamnya tidak terdapat Lailatul Qadar.
Arti Malam Lailatul Qadar
Mufasir Indonesia, Quraish Shihab dalam bukunya “Membumikan Alquran” menjelaskan bahwa, kata qadar itu paling tidak digunakan untuk tiga arti yaitu: Penetapan dan pengaturan sehingga Lailatul Qadar dipahami sebagai malam penetapan Allah untuk perjalanan hidup manusia.
Adapun ulama yang memahami penetapan tersebut dalam batas setahun. Al Quran yang turun pada malam Lailat Alqadr diartikan bahwa pada malam tersebut Allah SWT mengatur dan menetapkan khittah dan strategi bagi Nabi-Nya, Muhammad SAW, untuk mengajak para manusia kepada agama yang benar yang pada akhirnya akan menetapkan perjalanan sejarahumat manusia, baik itu sebagai individu maupun kelompok.
“Malam tersebut adalah malam mulia yang tiada bandingnya. Ia mulia karenaterpilih sebagai malam turunnya Alquran serta karena ia menjadi titik tolak dari segala kemuliaan yang dapat diraih,” ucap Quraish Shihab.
Disebutkan dalam Al Quran, Surat Al Qadar bahwa malam Lailatul Qadar adalah lebih baik dari seribu bulan.
Firman Allah SWT.:
{إِنَّا أَنزلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ}
‘Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan’ (Al-Qadar: 1-3)
Pada malam itu para malaikat Allah akan turun ke bumi untuk mengucapkan salam kepada orang yang berpuasa dan memohonkan ampunan-Nya.
Kapan Malam Lailatul Qadar?
Mengenai kapan pastinya malam Lailatul Qadar maka tidak ada seorang pun yang bisa mengetahuinya. Menurut pendapat Majelis Ulama Indonesia (MUI Diggital) terdapat sekitar 40 pendapat ulama dan juga terdapat dalam hadits bahwa telah disebutkan mengenai kapan malam Lailatul Qadar datang di Bulan Ramadhan yaitu, terdapat pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir di Bulan Ramadhan. Rasulullah menganjurkan kepada para umatnya untuk memperbanyak ibadah khususnya di 10 hari terakhir Ramadhan supaya bisa untuk mendapatkan anugerah Lailatul Qadar.
Dari Jabir ibnu Abdullah, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
«إِنِّي رَأَيْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ فَأُنْسِيتُهَا وَهِيَ فِي العشر الأواخر من لياليها وهي طَلْقَةٌ بِلُجَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةٌ كَأَنَّ فِيهَا قَمَرًا لَا يَخْرُجُ شَيْطَانُهَا حَتَّى يُضِيءَ فَجْرُهَا»
Sesungguhnya aku telah melihat malam Lailatul Qadar, lalu aku dijadikan lupa kepadanya; malam Lailatul Qadar itu ada pada sepuluh terakhir (bulan Ramadan), pertandanya ialah cerah dan terang, suhunya tidak panas dan tidak pula dingin, seakan-akan padanya terdapat rembulan; setan tidak dapat keluar di malam itu hingga pagi harinya.
Menurut pendapat yang lainnya lagi, LailatuI Qadar ini jatuh pada tanggal 21 dengan berdasarkan hadis Abu Sa’id Al-Khudri yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW. melakukan i’tikaf di malam-malam sepuluh pertama di bulan Ramadan, dan kami pun ikut i’tikaf bersamanya.
Lalu datanglah Jibril dan mengatakan kepadanya bahwa, “Sesungguhnya yang engkau cari berada di depanmu.” MakaNabi SAW. melakukan i’tikaf pada malam-malam pertengahan (sepuluh kedua) bulan Ramadhan, dan kami pun ikut beri’tikaf bersamanya.
Dan Jibril pun mendatanginya lagi, lalu berkata, “Yang engkau cari berada di depanmu.” Kemudian Nabi SAW. berdiri dan berkhotbah di pagi hari tanggal dua puluh Ramadan, antara lain beliau bersabda:
«مَنْ كَانَ اعْتَكَفَ مَعِي فَلْيَرْجِعْ فَإِنِّي رَأَيْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ وَإِنِّي أُنْسِيتُهَا وَإِنَّهَا فِي الْعَشْرِ الأواخر في وِتْرٍ وَإِنِّي رَأَيْتُ كَأَنِّي أَسْجُدُ فِي طِينٍ وَمَاءٍ»
Barang siapa yang telah melakukan i’tikaf bersamaku, hendaklah ia pulang, karena sesungguhnya aku telah melihat malam kemuliaan itu. Dan sesungguhnya aku telah dibuat lupa terhadapnya, sesungguhnya malam kemuliaan itu berada di sepuluh terakhir bulan Ramadan pada malam-malam ganjilnya, dan sesungguhnya aku telah bermimpi seakan-akan diriku sedang sujud di tanah dan air (karena cuacanya hujan).