Apa Itu Cashflow Quadrant?

Cashflow Quadrant

Cashflow quadrant merupakan sebuah diagram yang menggambarkan cara seseorang untuk mendapatkan penghasilannya.

Sebuah buku yang telah ditulis oleh Robert Kiyosaki menjelaskan bagaimana nilai yang dianut seorang pribadi berpengaruh kepada cara mereka memilih pekerjaan.

Mungkin di antara kita ada yang sudah dengar mengenai cashflow quadrant ini, dan juga ada yang baru kali ini mendengarnya.

Pada artikel ini kita akan mempelajari setiap bagian yang ada pada cashflow quadrant, dan untuk mengetahui juga posisi kita ada di bagian yang mana?

 4 Tipe Cashflow Quadrant

Dari sekian banyaknya perbedaan manusia, mari mempersempit perbedaan tersebut ke dalam empat kelompok manusia.

Keempat kelompok ini membedakan cara seseorang memilih pekerjaan yang akan dijalani sesuai core value atau nilai yang dianut.

Cashflow quadrant dibagi menjadi 2 bagian yaitu sisi sebelah kiri ditempati oleh Employee (E) dan Self-Employed (S) serta untuk sisi sebelah kanan diduduki oleh Big Business (B) dan Investor (I).

1. Cashflow Quadrant “E”

Quadrant “E” atau merupakan kependekan dari employee (karyawan) memilih untuk mencari keamanan serta kenyamanan bekerja dengan gaji setiap bulan yang sudah pasti diterima.

Dengan menjadi seorang karyawan yang baik dan juga mampu memenuhi persyaratan bekerja di perusahaan ternama, tentu berharap pekerjaan ini dapat membawa kenyamanan.

Orang-orang “E” harus menukar hampir dari seluruh waktunya untuk bekerja, yaitu bisa 40 sampai 60 jam per minggu. Jika mereka tidak bekerja, itu artinya tidak ada uang yang dihasilkan.

Dengan melalui jenjang karier yang jelas, sistem bekerja di perusahaan yang sudah punya nama besar, membuat “E” yakin untuk memperoleh penghidupan yang layak.

Maka kenaikan gaji tahunan, bonus-bonus, dan lain sebagainya sudah menanti kita di depan mata selama kita mempunyai penilaian kinerja yang baik di perusahaan yang sistemnya baik.

2. Cashflow Quadrant “S”

Seperti apakah mereka yang ada di bagian “S” ini? “S” yang mewakili self-employed business ini menunjuk kepada para pebisnis yang mempunyai usaha akan tetapi dikerjakan sendiri juga.

Contohnya seperti dokter, agen asuransi, arsitek, dan desainer.

Mereka mempunyai bisnisnya sendiri, akan tetapi bisnis ini cenderung tidak bisa untuk dilepaskan begitu saja. Pekerjaan “S” ini masih tetap membutuhkan kerja keras dan juga ide utama dari pemilik bisnis.

3. Quadrant “B”

Keseriusan dari para pelaku usaha di self-employed business ini akan membawa kepada tingkat selanjutnya yaitu quadrant B atau big business.

Yang tergolong ke dalam big business adalah sebuah perusahaan yang memiliki  500 orang lebih karyawan.

Biasanya pemilik bisnis yang maju tidak mau bekerja sendiri. Mereka mampu untuk mengelola sumber daya yang ada termasuk juga sumber daya manusia.

Pebisnis ini membuat sistem yang baik dan juga mengajak orang-orang yang mumpuni di bidangnya untuk menjadi sebuah tim yang solid.

4. Quadrant “I”

Mungkin tahapan “I” atau investor ini bisa dikatakan yang paling tinggi dari cashflow quadrant.

Yang dimana pada quadrant “I” digambarkan mereka yang sudah memiliki kebebasan dalam hidupnya, baik itu kebebasan finansial, maupun kebebasan waktu.

Dengan disertainya pengetahuan yang memadai dan juga terus-menerus diperbaharui, harta yang dimiliki oleh para investor pada akhirnya akan bekerja keras untuk menghasilkan uang bagi mereka.

Berbeda sekali dengan keadaan pada “E” dan “S”, yang dimana mereka berusaha keras untuk bisa menghasilkan uang dan juga tanpa disadari mereka sedang kehabisan waktu mereka dengan orang-orang yang terkasih.

Setelah kalian melihat keempat cashflow quadrant yang ada di atas, kira-kira kalian ada diposisi  yang mana?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Rekomendasi Terkait
Menu