Ketika menjalani puasa Ramadhan, tak sedikit dari kita yang memilih minuman dingin atau minuman yang dicampur dengan es untuk berbuka puasa.
Padahal meminum minuman dingin atau minuman yang menggunakan es setelah seharian berpuasa sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan tenggorokan.
“Kalau berbuka idealnya air putih dan kurma tiga biji terus setelah selesai salat baru makan,” ujar Dokter Spesialis Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT), Mahatma Sotya Bawono saat dihubungi redaksi Tirto.
Dokter Boni, sapaan akrabnya juga mengatakan bahwa, selain minuman dingin, yang sebaiknya dihindari ketika berbuka puasa adalah makanan yang terlalu pedas.
“Dalam proses buka puasa kalau kita mengonsumsi makanan terlalu pedas atau terlalu dingin itu bisa mengiritasi tenggorokan,” Ucapnya.
Menurut Boni, alasan sebaiknya tidak langsung mengonsumsi minuman dingin ketika berbuka puasa karena di dalam tenggorokan kita terdapat silia.
Fungsi dari silia pada dinding trakea ini adalah untuk menyaring benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan. Sehingga kotoran maupun debu yang masuk ke dalam tenggorokan akan didorong ke atas oleh silia dan dikeluarkan melalui mulut dengan mekanisme batuk.
Akan tetapi, menurut Boni, ketika seharian berpuasa dan kita langsung mengonsumsi minuman dingin, maka hal ini dapat mengganggu kerja silia yang kemudian dapat menyebabkan masalah atau keluhan pada tenggorokan, seperti radang tenggorokan.
“Di tenggorokan kita ada silia, dia seperti tukang sapu, silia ini seperti bulu-bulu, dia bergetar (untuk membersihkan kotoran yang masuk), kalau dalam kondisi yang terlalu dingin dia akan beku tidak bergerak kalau kita langsung makan minum yang terlalu dingin, bukan dinginnya yang bikin mengiritasi tapi (dinginnya) akan mengganggu kerja silia (yang menyebabkan iritasi tenggorokan),” tegas Boni.
Lalu bagaimana cara untuk menjaga kesehatan tenggorokan ketika kita menjalankan ibadah puasa Ramadhan 2022?
Boni menjelaskan, sebaiknya ketika berbuka puasa kita hanya mengonsumsi air putih dan kurma, kemudian setelah salat magrib baru kita makan yang lebih berat.
Karena, jika saat berbuka puasa kita langsung mengonsumsi makanan berat bahkan makanan pedas kemudian salat magrib, maka ada kemungkinan asam lambung akan naik dan bisa mengiritasi area tenggorokan.
Hal ini karena ketika salat ada sebuah gerakan sujud dan rukuk yang membuat posisi lambung lebih tinggi dari tenggorokan, hal ini dapat memungkinkan asam lambung naik dan mengiritasi tenggorokan.
“Sebenarnya prinsipnya jangan berlebihan disaat puasa. Tidak makan sama sekali 12 jam an lambung kita beristirahat tidak ada makan sama sekali kalau kita tiba-tiba makan dalam jumlah besar nanti asam lambung akan berproduksi lebih, saat berbuka secukupnya setelah beberapa saat kalau mau makan silakan,” pungkasnya.