Bacaan doa untuk berbuka puasa Ramadhan sesuai sunnah itu dibaca dengan lafal “dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaallah” dalam bahasa Arab. Bacaan tersebut diucapkan saat seseorang yang sedang puasa sudah membatalkan puasanya. Sementara itu, terkait niat puasa Ramadhan, hal ini dilakukan pada saat malam hari sebelum terbitnya fajar tanda dimulainya puasa.
Pada bulan Ramadhan, para umat muslim yang sudah mukallaf diwajibkan untuk berpuasa selama 29 atau 30 hari. Ia tidak boleh makan, tidak boleh minum, dan juga tidak boleh melakukan hal-hal yang membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar shodiq (waktu subuh) sampai terbenamnya matahari (waktu maghrib).
Selain harus meninggalkan hal-hal yang dapat membatalkan puasa, seorang muslim juga harus berupaya untuk menghindari hal-hal yang dapat merusak pahala puasa. Rasulullah saw. bersabda, “puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan laghwu (ucapan sia-sia) dan rofats (ucapan keji atau jorok). Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa”.”
Demikianlah hebatnya perjuangan dari seseorang ketika berpuasa, sehingga Allah akan memberikan ganjaran khusus kepadanya. Berbeda dengan ibadah yang lain, puasa adalah milik Allah.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW, bersabda, “Sesungguhnya Rabb kalian berfirman, “Setiap kebaikan diberi pahala sebanyak 10 kali lipat hingga 700 kali lipat, sedangkan puasa untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan memberi pahala puasanya (tanpa batasan jumlah pahala)”,” (H.R. Tirmidzi).
Bacaan Doa Buka Puasa Dzahaba
Di Indonesia sendiri, terdapat doa buka puasa yang populer, yaitu bacaan “allahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu, dzahabazh zhamaa’u wabtalallatil ‘uruuqu wa tsabatil ajru insyaa-Allaah”.
اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Artinya, “Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka. Telah hilang dahaga, dan telah basah tenggorokan, dan telah tetap pahala insya Allah.”
Doa berbuka puasa diatas merupakan gabungan dari 2 doa buka puasa yang diucapkan oleh Rasulullah Muhammad SAW.
Yang pertama, diriwayatkan oleh Marwan bin Salim Al Muqaffa’, bahwa ia melihat Ibnu Umar yang menggenggam jenggotnya dan memotong jenggot yang melebihi telapak tangan. Dan Ibnu Umar berkata, dahulu Rasulullah SAW jika berbuka puasa beliau mengucapkan: dzahabazh zhamaa’u wabtalallatil ‘uruuqu wa tsabatil ajru insyaa-Allaah.
Sedangkan yang kedua, diriwayaatkan dari Musaddad, diceritakan dari Husyaim, dari Hushain dari Mu’adz bin Zuhrah, bahwa ia mendengar Nabi SAW jika berbuka mengucapkan: Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu.
Bacaan Niat Puasa Ramadhan
Waktu pelafalan niat puasa wajib itu berbeda dengan niat puasa sunnah. Untuk niat puasa wajib disampaikan ketika malam hari sebelum seseorang mengerjakan ibadah puasa. Diriwayatkan dari jalur Hafshah, istri Nabi SAW. bahwa Rasulullah SAW. bersabda, “Barangsiapa yang belum berniat untuk berpuasa sebelum fajar, maka tidak ada (tidak sah) puasa baginya.”
Maka sebaliknya, seseorang bisa saja berniat puasa sunnah ketika pagi hari ataupun siang hari selama ia belum melakukan perbuatan yang dapat membatalkan puasa sejak subuh. Diriwayatkan dari jalur Aisyah, ia berkata, bahwa pada suatu hari Rasulullah SAW. bertanya apakah ada makanan. Aisyah menjawab tidak. Nabi kemudian bersabda, “Kalau begitu, aku akan berpuasa.” (H.R. Abu Dawud).
Berikut adalah bacaan niat berpuasa Ramadhan.
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى
Nawaitu sauma ghadin an’adai fardi syahri ramadhani hadzihisanati lillahita’ala
Artinya, “Saya niat berpuasa esok hari untuk menunaikan fardhu di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala.”